Ewako Le Coq-Orient

Wednesday, May 08, 2019

Tanah Suci Seluruh Ummat Islam - Kedua: Madinah

Story by. Ahmad Yani Hasti

Hari kelima di Saudi Arabia, Kamis (2 Mei 2019), aku dan rombongan tur berpindah tempat menginap. Dari hotel di Makkah menuju hotel di Madinah. Kami melewati jalan beraspal menggunakan bus, berkendara sejauh lebih kurang 450 kilometer atau sekitar lima jam. Jalan yang dilewati membelah gurun dan bukit berbatu laksana permadani. Perjalanan yang cukup jauh, tak heran kami dapat melihat lumayan banyak rest area di pinggiran jalan. Kami setidaknya berhenti sekali untuk beristirahat dan menunaikan shalat.

Foto: Ahmad Yani Hasti, Sabtu (4 Mei 2019)
Lokasi: Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Saat tiba di Madinah, usai menyimpan barang-barang di kamar hotel, kami bergegas menuju Masjid Nabawi. Jaraknya dari hotel cukup dekat, berjalan kaki melewati beberapa gedung, dan ditempuh hanya beberapa menit saja. Masjid tersebut adalah hal menakjubkan lainnya yang kutemui di Arab Saudi. Masjid ini memiliki karakteristiknya tersendiri. Di bagian luar tampak tiang-tiang dengan ornamen yang menyerupai payung. Ornamen tersebut dapat terbuka dan tertutup. Tidak hanya untuk menambah keindahan masjid tapi juga berfungsi melindungi jamaah dari sengatan panas mentari bila saja mereka harus beribadah di luar masjid.

Bersama ponakanku, Habiburrahman Hasti, saat mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.
Foto: Ahmad Yani Hasti, Sabtu (4 Mei 2019).
Mengapa Masjid Nabawi selalu ramai dikunjungi para muslim, tak lain karena keistimewaan di dalamnya. Pada bagian dalam masjid terdapat area yang disebut Raudhah. Area ini hanya bagian kecil dari luasan masjid. Raudhah merupakan area yang dibatasi oleh rumah Muhammad SAW dan mimbar tempatnya berkhotbah. Rumah tersebut kini menjadi makam Muhammad dan beberapa sahabatnya, sementara mimbar yang berada di sana tinggal replikanya saja. Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau, diletakkan pembatas, serta dijaga ketat oleh petugas keamanan. Umat Muslim meyakini Raudhah sebagai taman surga, di sana pun dianggap tempat yang sangat mustajab untuk berdoa.
Kami juga sempat berkunjung ke Museum Alquran di Madinah.
Foto: Ahmad Yani Hasti, Sabtu (4 Mei 2019).
Mereka yang bertandang ke Raudhah datang dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang untuk melaksanakan ibadah shalat sunnah di tempat tersebut, berdoa dan meminta rahmat Allah, serta berziarah ke makam nabi. Banyak yang tidak mampu berdesak-desakan sehingga mereka hanya bisa melintasi makam dan mengucap salam kepada nabi dari jauh. Dari Ibn Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang melaksanakan ibadah haji, lalu berziarah ke makamku setelah aku meninggal dunia, maka ia seperti orang yang berziarah kepadaku ketika aku masih hidup.” (HR Darul Quthni).

Foto: Ahmad Yani Hasti, Sabtu (4 Mei 2019)
Lokasi: Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Saat berhasil memasuki Raudhah sebaiknya jangan berlama-lama. Usai melaksanakan shalat sunnah dan berdoa, segeralah meninggalkan Raudhah. Ini juga merupakan kesempatan baik untuk berbagi dengan saudara muslim lainnya yang berantrian dan berdesakan memadati area tersebut.

Foto: Ahmad Yani Hasti, Jumat (3 Mei 2019)
Lokasi: Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Di waktu senggang, acapkali saya keluar hotel dan berjalan mengitari gedung-gedung untuk menikmati keindahan Kota Madinah. Saat berada di tepi jalan saya menjumpai banyak bangunan megah dan tinggi dengan model blok-blok bergaya klasik. Suasana di kota ini sungguh tenang. Selain beribadah, banyak yang berburu cendera mata di Madinah. Di sini banyak toko yang menjual beraneka ragam kebutuhan cendera mata tersebut mulai dari tasbih, pakaian muslim, pewangi, serta berbagai jenis barang lainnya.

Toko yang menjual berbagai cendera mata di salah satu pusat perbelanjaan di Madinah.
Foto: Ahmad Yani Hasti, Minggu (5 Mei 2019).
Sensasi berbelanja di sini sekilas mengingatkan saya seperti saat berbelanja di pasar tradisional Indonesia. Anda harus pandai-pandai menawar. Setidaknya anda harus punya referensi harga atau mencoba membandingkan harga dari berbagai toko, supaya anda bisa mendapat harga lebih murah dan membeli lebih banyak cendera mata. Saat memasuki toko, para pedagang di sini akan membujuk dan bersikeras tapi juga sesekali melucu dan menghibur agar anda membeli barang mereka. Pedagang ini juga akan mengatai anda pelit saat menawar jauh dari harga yang ditawarkan.

Foto: Ahmad Yani Hasti, Jumat (3 Mei 2019)
Lokasi: Madinah, Arab Saudi.
Uniknya sebagian besar pedagang dan pegawainya pandai berbahasa Indonesia. Yang membuatku lebih heran yaitu saat menemani keluarga berbelanja. Saat itu mereka kesal atas harga mahal yang ditawarkan penjual. Dan kalau kesal tak jarang kami menggunakan bahasa daerah lalu mengoceh. Ternyata penjualnya juga mengerti Bahasa Bugis, bahasa daerah yang kami gunakan. Kami lalu tersenyum dan merasa malu, tapi kami akhirnya menemui kecocokan harga dan membeli barang di sana. Mungkin karena pelanggan mereka banyak yang dari Indonesia sehingga mereka belajar menggunakan Bahasa Indonesia untuk memikat lebih banyak pembeli.

Foto: Ahmad Yani Hasti, Jumat (3 Mei 2019)
Lokasi: Madinah, Arab Saudi.
Dua hari terakhir kami, Senin-Selasa (6-7 Mei 2019), di Madinah bertepatan dengan awal puasa Ramadan. Jadi kami sempat melaksanakan hari pertama dan kedua berpuasa di kota ini. Pengalaman baru lainnya yang menambah deret kesenangan perjalananku. Berada di sini, dorongan aku untuk lebih giat beribadah kian terasa. Mungkin karena aku berada di antara orang-orang yang memiliki tujuan serupa. Saat berbuka puasa di Masjid Nabawi itu lalu terasa istimewa. Jelang waktu berbuka, Masjid Nabawi mulai semakin ramai. Orang-orang datang untuk berbuka puasa di sana. Mereka duduk berbaris rapi diantara alas-alas plastik panjang tempat makanan dibagikan.

Masjid Quba adalah salah satu masjid bersejarah, terletak di tepi Madinah, sekitar tiga kilometer di arah selatan Masjid Nabawi. Ini adalah masjid pertama yang dibangun oleh Muhammad SAW. Dijelaskan dalam Surat At Taubah ayat 108 bahwa masjid ini merupakan masjid yang dibangun atas dasar takwa.
Foto: Ahmad Yani Hasti, Minggu (5 Mei 2019).
Aku duduk di antara para peziarah dan berhadap-hadapan mengikuti posisi alas plastik makanan di sana. Banyak orang berkecukupan menggunakan kesempatan itu untuk beramal dengan membagikan makanan buka puasa. Tiap baris orang yang berbuka di sana, boleh saja berbeda tim orang yang membagikan makanannya, sehingga jenis makanan berbukanya juga boleh berbeda. Meski begitu, makanan berbuka yang mereka bagikan lebih dari cukup, mulai dari roti, yoghurt, minuman, nasi kotak, hingga kurma, pisang, dan buah lainnya. Banyak peziarah yang datang kemudian berzikir sambil menunggu azan Maghrib dikumandangkan. Azan ini jadi penanda waktu berbuka puasa.

Buka Puasa Ramadan hari pertama di Masjid Nabawi, Madinah.
Foto: Ahmad Yani Hasti, Senin (6 Mei 2019).
Mereka yang berkesempatan untuk mengumandangkan adzan dan menjadi iman Masjid Nabawi di Madinah ini, termasuk Masjidil Haram di Makkah, mereka merupakan orang pilihan yang mumpuni dan diantaranya memiliki suara yang benar-benar merdu. Kumandang azan dan lantunan ayat suci yang merdu yang aku dengarkan di masjid-masjid di sini, sungguh telah menambah syahdu perjalanan ibadah ini. Bagi orang muslim, tempat ini sungguh spesial dan lagi-lagi aku telah merindukan panggilan untuk ke tempat ini. Aku hanya berharap mudah-mudahan kesempatan itu akan datang kembali.

Ewako Visitors

Free counters!

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys